What Kind Movie I Watch

Kalau membahas film favorit, aku lebih banyak mundur menuju era 50 an hingga 90an. Bukan diskusi kebanyakan orang, series terbaru di Netflix, apa yang terbaru di Cinema, tapi film lawas membuatku terkesan karena, orang yang memilahnya di Instagram memberi kesan aesthetic, itu pertama, kedua film lawas cerita nya lebih realitas, kehidupan orang sehari hari menjalani hidup, kisah cinta dengan pengorbanan.

Awalnya aku tertarik dengan Criterion Collection, dengan koleksi film nya yang berkelas, teknologi apa yang bisa me-restore gambar film film lawas menjadi blu-ray hingga 4K, ini bisnis yang menarik, beberapa highlight nya di Instagram, Tapi Internet tidak bisa memberiku akses biasa untuk dapatkan film tahun 80an, 70an, 60an, untungnya website Torrents YTS punya satu universal arsip film dari tahun 50an, Criterion edisi, edisi pertama seperti tayangan di Bioskop.

Film terakhir yang ku nonton, rilis pada tahun 1951, berjudul Citizen Kane, seorang media-mogul, konglomerat media bernama Charles Foster Kane, kind of bad guy yang menjalankan bisnis publishing, ego-nya tertulis di headline koran miliknya The Enquirer setiap hari, membuat bapak angkatnya Thatcher kewalahan dengan cara-nya menjalankan bisnis.

Sebelumnya lagi aku berada di tahun 1960an, film ini punya sejarah, film terobosan space yang membuat penonton di BIoskop walk out, produsernya sangat terkenal pada zamannya, judulnya 2001: A Space Odyssey, bayangkan rilisnya 1968, film-nya Stanley Kubrick. Film ini penuh silence dan banyak scene monumen berada di luar angkasa, cerita-nya bagus, tapi aku belum mengerti bagian akhirnya, film ini perlu dedikasi komitmen untuk nonton kembali. Tapi film ini memprediksi sains teknologi di era sekarang. Kalau kamu kenal film film-nya Stanley Kubrick, The Shining, seorang penulis yang menjaga hotel bersama istri dan anaknya, yang diperankan aktor legend Jack Nicholson.

Ada perbedaan kenapa aku lebih memilih mundur mencari film film lama, aku merasa berkelas menontonnya, bisa mempengaruhi moral atau kebiasaan ku. Salah satunya film Inggris The Day of Jackal, ini film menginspirasi sehari hari, pertama orang Inggris dulu terkenal dengan sikap berkelas, tapi cerita Jackal, seorang Assassin dari Inggris yang punya misi untuk membunuh presiden Francis.

Film Aksi zaman dulu, termasuk anti-hero, atau mereka bisa eksis di realita. Aku masih berburu film film seperti ini, selain James Bond lawas dengan Aston Martin dan weird gadget-nya.

Film terkenal Alfred Hitchcock, berjudul Psycho. Kita bisa mulai dengan film ini, film ini bisa jadi perkenalan untuk mengenal abad Hollywood dulu.

Kalau kamu ingin film klasik horror yang masih legend sampai sekarang, aku juga suka mendengar soundtrack-nya, kita bisa mulai dengan film Alfred Hitchcock

Psycho waktu itu penuh sensasi, bahkan Alfred Hitchcock membuat segala pengumuman di depan bioskop, jangan kasih spoil kepada yang belum menonton, Alfred membuat teater experience di booth cinema dengan interaktif poster pada zaman nya. Tapi Mr. Hitchcock memang terkenal dengan film film-nya, ada film satu-nya Rear Window, film klasik dengan cerita sederhana, seorang fotografer yang cedera, melihat aktivitas tetangga di sebrang-nya berujung thriller.

Setelah itu aku ingin memperkenalkan film maker dari Hong Kong, Wong Kar Wai, figur legend film film-nya, aku rekomendasi kamu nonton film terkenalnya Chungking Express, juga Fallen Angels. Chungking Express, dari setiap scene jadi aesthetic movie sendiri di Instagram, ini inspirasi pertama aku mengenal Wong Kar Wai. Cinematic-nya di Hong Kong sudah jadi paten sendiri, kabarnya sutradara seperti menggunakan low budget yang ga bisa kamu gambarkan betapa low-nya dulu, tapi keterbatasannya bisa.

Kisah cinta di In The Mood for Love, film tentang perselingkuhan, film terakhir dari Wong Kar Wai yang aku tonton, Maggie Chung memang artis berkelas waktu era-nya.

Sekarang film film Wong Kar Wai, hampir semua-nya sudah support bluray, berkat restorasi dari Criterion.

Sekarang kembali lagi ke Hollywood, kali ini produser film terkenal Martin Scorsese, aku tidak bermaksud membahas film terbarunya, aku belum menonton, aku agak kecewa dengan Bioskop Indonesia memberikan waktu tayang sebentar. Tapi kalau kamu ingin style nya Martin Scorsese, kamu harus menonton film wajibnya Taxi Driver, tapi film film keturunan orang Italia ini, banyak explicit termasuk nude, mungkin tidak familiar untuk Indonesia.

Film film barat yang suasana nya ringan, gak terlalu serius membawa violence, film film rodeo koboi american, seperti yang dibawa Clint Eastwood, namun kamu ingin mengenal Clint Eastwood, karakter masculine-nya yang misterius, kamu harus nonton film kowboi-nya dulu The Good, the Bad and the Ugly - sejak itu aku penasaran menonton seluruh film nya Clint Eastwood, bahkan film kisah cinta seorang fotografer yang berhubungan dengan bini orang, The Bridges of Madison Country, bersama lawan mainnya Meryl Streep, di sini Clint Eastwood menunjukkan maskulin nya dalam romansa.

Clint Eastwood di film komedi western, Every Which Way But Loose, seorang mekanik yang suka taruhan tinju jalanan mengejar cinta-nya dengan seorang penyanyi Rodeo, recommended film ringan untuk nyantai weekend di tengah hari

Sekarang kita menuju ke Korea, film terbaik yang gak aku tonton lagi dan film paling taboo yang pernah ku tonton, nama filmnya Oldboy, rilis pada tahun 2003, ingin mengingat kembali plot cerita-nya, seorang pria yang ingin balas dendam karena dia sudah menjadi sosial eksperimen terhadap dirinya.

Kalau melihat jajaran film Korea, apalagi di genre crime, banyak film film bagus yang rekomended. Yang jadi favoritku, Memories of Murder sama di tahun 2003, aktor utama nya sama yang memerankan film terkenalnya Parasite, produksi oleh Bong Joon-ho, terjadi pembunuhan serial wanita muda di kota kecil di era 80an

Masih di genre crime, tapi kita berpindah ke negara sebelahnya, Jepang, ada satu film crime yang jadi perhatianku, berjudul Cure, film dari Kiyoshi Kurosawa, psikolog muda dengan kejeniusan memanipulasi orang di bawah sadar untuk membunuh satu sama lain, membuat detektif yang mengerjakan kasus tersebut, mempelajari tentang psikolog.

Jepang sebenarnya terkenal karena film film horornya, di era 90an dan awal 200an, masih banyak film Jepang yang ingin aku tonton, seperti House oleh Nobuhiko Obayashi. Namun Jepang mempersembahkan produser film terkenal, yang membuat dunia terkesan dengan kreasi-nya, mungkin kamu sudah mengenal Hayao Miyazaki, yang punya Studio Ghibli. Hampir semua koleksi sudah ku tonton, salah satu favoritku Howl's Moving Castle dan My Neighbor Totoro, fantasi-nya memberi suasana bahagia, apalagi keindahan animasi-nya dengan pemandangan landscape seperti lukisan, termasuk detail-nya.

Bagaimana dengan Eropa?, film Eropa agak kontemporer, tapi ada film dari produser perempuan bernama Chantal Akerman, berjudul Jeanne Dielman, 23, quai du commerce, 1080 Bruxelles. Mungkin ini film dari Francis. Awalnya film ini memberiku gambaran aktivitas ibu rumah tangga di Eropa, Jeanne Dielman, kehidupan sehari hari monoton, membersihkan rumah menyiapkan makan malam, tapi ada satu hari, di tengah tengah film tersebut, menuju akhir, gimana perasaan ibu rumah tangga apalagi sebagai single mom, menjelaskan semua-nya.

Sebenarnya masih banyak film film yang ingin ku bahas, sebagai penutup aku ingin membahas film maker dari Rusia, Andrei Tarkovsky, film ini sendiri seperti puisi, berjudul The Sacrifice tahun 1986, kabarnya ini film terakhirnya. Seorang profesor berkumpul bersama keluarga di tengah tengah, tapi perang terjadi, membuat profesor ini merasa terkutuk hidupnya, itulah kenapa film ini berjudul Sacrifice, sebuah pengorbanan terjadi.

Published