Era Semakin Cepat Aku Memilih Lambat

Menutup akhir tahun ini dan menjelang awal tahun baru, peradaban kita sudah semakin gampang, akses mudah, informasi cepat dan semua orang sudah bisa menggapai-nya.

Hari sudah terasa cepat, orang kebanyakan bilang kalau udah sampai hari minggu "Perasaan kemarin hari senin ya", orang saling kejar kejaran demi menjadi yang tercepat, para perusahaan ingin beradaptasi di era cepat dunia digital, pesan dan momen viral sudah di genggaman tersebar cepat di hitungan detik, semua terasa cepat.

Di saat itulah, saat saat di mana momen melambatkan diri, terasa spesial, terasa wajar, terasa langka. Aku sedang mencari privilige

Siapa lagi yang bisa menikmati nyantai-nya jalan kaki saat sebelahnya tengah tengah kemacetan orang berkendaraan demi datang tepat waktu di pagi hari. Perbandingannya mungkin 2:100, tapi aku ingin menjadi bagian yang terkecil.

Masing masing punya pilihan sendiri, kemungkinan tidak sesuai dengan gairah-nya, mungkin ada yang juga cari privilige sama seperti aku untuk chapter baru, hebatnya kita punya insting bertahan hidup apapun itu keadaannya, ternyata kamu lebih kuat dari aku - simpan aja perasaan tersebut tetap di hati, mungkin tidak dibawa keluar, karena masing masing sedang berpikir tentang masing masing sendiri, termasuk sekitar-nya.

Hanya saja, dunia yang terasa cepat ini, kadang membuat kita serakah, contohnya pinjol, registrasi-nya yang cepat, tak ada agunan, tergiur mengambil kredit cepat, membuat masyarakat kehilangan konsepsi tentang kebutuhan uang. Terutama aplikasi yang tiba tiba nongol di iklan Internet, yang kita ga tahu background kredibilitas-nya, hanya pasang logo OJK belum tentu kasih kepercayan untuk privasi dan data data kita.

Jadi yang ku pertanyakan, di mana aku bisa menemukan sesuatu yang lambat tapi pasti? seperti cerita ajang lomba kura kura dan kelinci

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh

Published