Aku ingin memperkenalkan teman ku dari RW sebelah, mereka menyandang autisme, umur mereka kembar, aku menyamari nama mereka Giant dan Suneo untuk tulisan ini, kakaknya cantik tapi aku sudah dihalangi mereka duluan ga boleh kenalan dengan kakaknya.
Sekarang Mereka tinggal bersama ibu-nya bertiga. Sudah lama berpisah dari ayahnya, sedangkan kakaknya merintis ke luar kota.
Aku pertama kali ketemu mereka di Masjid dekat rumah, tahun pertama di mana aku kembali lagi ke Pontianak, kesan pertama ku saat melihat tingkah mereka, aku sudah baca dua anak muda ini punya kelebihan
Mereka selalu bersama kemana mana, naik mobil naik motor, pergi sholat berjamaah, apapun itu cuacanya, selebat lebatnya hujan, sekencang kencangnya angin, sudah waktunya azan berkumandang, Suneo dan Giant selalu singgah ke masjid tepat waktu
Aku ga pernah melihat mereka berinteraksi dengan teman seumuran lainnya, selalu Giant dan Suneo.
Gak lama itu, aku berkenalan dengan mereka, antara mereka Giant dan Suneo, si Suneo yang agak tua, kurus kurus tinggi "RAJIN YA SHOlAT DI SINI?"
Jawabannya lebih dari yang ku harapkan "IYA LAKI LAKI WAJIB SHOlAT DI MESJID"
"Siapa namanya?" aku tanya
Inisialnya P, dia menjawab dengan nama panjang dan suara lantang
Aku sedikit malu memperhatikan orang orang sekitar, kesan suaranya yang keras dan aku memperkenalkan diriku balik.
"Jadi *Suneo tinggal di mana?" aku tanya
"Di komplek depan bla bla bla.." kembali dengan suara keras-nya tapi tidak berekspresi
"Oh bersebrangan dengan gang ku" aku jawab dengan pelan
"Gang mana itu?" tanpa berekspresi, kali ini agak pelan
"Gang bla bla" aku bilang
"Di situ ya tau tau saya" dia kalo bicara pakai bahasa formal
Kesempatan aku bicara dengan Suneo dan Giant, hanya berlaku waktu antara Adzan dan Iqomah, begitu selesai sholat, mereka berdoa sendiri dan langsung minggat.
Berbeda dengan Giant, adiknya, tapi aku kurang akrab
Almarhum ayahku yang memberi panggilan Giant, badannya besar, berkacamata dan putih putih.
Kalau bicara dengan Giant, dia ternyata tipe tipe yang suka curhat
"Tadi malam, om tetangga di depan ngajak makan durian, om baru pulang dari daerah Sosok itu.. bawa durian, aku tanya om boleh ga bekalin untuk ibu, manis duriannya" Bicara-nya cepat tapi mata-nya kemana mana, sedikit cempreng.
Jika aku ingin memilih siapa pendengar yang baik, aku memilih Suneo, dengan Giant, kamu harus menjadi pendengar yang baik
Pernah, aku ketemu Giant di salah satu undangan pernikahan kerabat.
"Sendirian aja ni? abang Suneo gak ikut?" berpakaian batik, rapi, keliling lihat hidangan
"Ooh aku kenal abang, yang biasa sholat di masjid bla bla, tinggal dekat rumah kan" padahal kami ga pernah saling bicara sebelumnya
"Berdua sama Ibu... aku mau ambil makanan dulu ya" jalannya cepat menuju nasi lengkap
Kini beranjak dewasa, seperti anak muda lainnya, waktu waktu produktif. Tapi mungkin tidak punya kesempatan seperti kebanyakan anak muda lainnya, tidak bekerja, tidak kuliah
Aku pernah bertanya ke Suneo tentang aktivitas-nya "Saya di rumah mengetik setiap hari", mungkin ini salah satu terapi mereka, menulis paling bagus untuk mengasah otak.
Jika orang orang yang menyandang autisme seperti mereka, bisa paling rajin pergi ke masjid untuk sholat berjamaah, pertama mereka pasti sangat patuh dengan perkataan ibu-nya, kedua mereka sudah mendapatkan tempat spesial di mata Allah.
Bayangin saja, mereka yang autisme, apa yang mereka kejar di dunia ini? Ingin berusaha normal seperti lainnya?, menurut ku mereka sudah menjadi orang paling bahagia di dunia ini, mungkin mereka sudah bahagia jika melihat ibu nya bahagia
Aku ga tahu masa lalu-nya, apakah mereka menempuh sekolah juga atau bagaimana, tapi aku hanya sebatas melihat kelakuan mereka.
Suneo suka membawa barang aneh seperti mainan ke masjid dan dia bangga menceritakannya "Ini koleksi kartu saya, saya biasa merakit mainan sendiri"
Abis itu pura pura buka Instagram di depanku, secara tidak langsung ingin memperlihatkan koleksi mainan-nya di IG, biar aku yang memulai bicara tentang hobi-nya.
Giant, dia suka bicara sendiri seperti mengungkapkan ide-nya dan menunduk ke bawah, bicara random gitu
Suneo kalau sendiri seperti tentara siap siaga, siapa yang mendekati dan menghampirinya, atau mengajak bicara, responnya cepat, Suneo tipe tipe disiplin.
Si Suneo suka mengkritik ku kalau aku ga ada di masjid, terutama Subuh "KOQ APIS TADI SUBUH GA ADA?" - Aku mau jawab apa coba, malu sendiri membuat alasan "Kesiangan", dia lebih hebat.
Kalau aku ga berkopiah pergi Sholat, dalam tiga hari aku menggunakan baju muslim yang sama
Suneo selalu bilang "KAN BISA TARUH KOPIAH LEBIH DI MOBIL" atau "APIS BAJUNYA GAK PERNAH GANTI" gak berekspresi
Di rumah mereka dikelilingi kucing jenis anggora, ada yang manjat di atas atap, nyantai di terasnya, sahabat di rumah, selama ibu nya bekerja, aku sering melihatnya setiap lewat Running.
Aku ga tahu sebelumnya kalau mereka punya kakak yang sekarang jadi perawat, kakaknya seumuran dengan aku, kabarnya teman SMA sepupu ku dan cantik.
"Suneo berapa bersaudara?" sempat kepo waktu itu
"Tiga saya" dengan formal-nya
"Oh Suneo punya kakak?"
"Kakak jadi perawat di Jakarta" Waktu itu aku kepo soal kakaknya di bulan puasa tahun lalu, menunggu waktu sholat Tarawih
"Boleh minta IG nya?"
"Ga boleh, rahasia" wajahnya tanpa ekspresi
"Kenapa ga boleh, kan mau kenalan"
"Kakak lagi fokus kerja" aku ga mau memaksakannya, takutnya dia main emosi
Karena, dia merasa punya musuh. Ada seseorang umur umur mereka yang dihindari oleh Suneo, badannya lebih besar lagi dari Giant, anak muda ini juga menyandang autis, Suneo berusaha menghindar, jika saling berhadapan, mereka seperti saling mengolok, Suneo selalu merasa terintimidasi
Yang lebih hebat, anak muda ini juga rajin sholat ke masjid, beda masjid dari masjidnya Suneo Giant, masjid yang sama dengan aku, jadi kalau Suneo sholat di masjid biasa aku, dia sangat tegang menghindari anak muda satu ini, namun bapak bapak jamaah khawatir dengan sikap anak muda ini, kadang dia melakukan hal hal tak terduga, seperti buang air kecil di halaman terbuka.
Dua tahun berselang, saat itulah lusa kemarin, sudah lama gak ketemu mereka juga, karena kami sudah berbeda masjid, aku lupa nama-nya Suneo dan hanya dia masih ingat nama ku, Dia selalu menghampiriku "APIS.." dengan malu malu dan duduk di sampingku
kalau aku pergi Sholat duluan
Aku hanya tersenyum, setelah itu diam saja, kalau aku gak memulai pembicaraan
Jika aku memulai duluan, dia selalu cepat tanggap
aku lupa nama-nya, merasa gak enak, coba mengingat kembali
"Gimana kabarnya?" Aku tanya
"Baik, APIS baik?" Tanpa ekspresi apa apa
"Alhamdullilah baik?, oh iya siapa nama kamu" memegang pundaknya, kembali akrab
Lagi dia menyebut nama panjangnya tanpa ekspresi
Aku doakan mereka sehat selalu, sukses, sehat terus, mungkin mereka punya cita cita seperti yang lain, atau ingin membahagiakan ibu-nya.
Mereka inspirasi ku untuk tetap berjamaah di masjid.
Giant dan Suneo hanya nama samaran mereka untuk tulisan ini, bukan bermaksud mencerminkan karakter.
Catatan: Kakaknya sudah menikah dan berkeluarga
🙏🙏🙏
Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh
Published
