Warung Kopi Mafia

Kalau pulang kampung ke Sekura di Sambas, wajib mampir ke markas ku nongkrong ngopi, aku menyebutnya warung kopi mafia

Warung kopi ini selalu kelihatan tertutup, pintu terbuka setengah, kalau mau ngopi di situ, mesti ngetuk dulu

Aku biasanya ga pergi sendirian, sama keluarga kerabat depan rumah di Kampung, aku manggilnya Paksu, dagang alat komputer di situ.

Pasar Sekura ga jauh dari rumah, kalau jalan kaki sekitar 7 menit.

"DAH KITE NGOPI DAH, TEMPAT KITEE" paksu ngajakin

Datang ke sana, seperti di tengah tengah pasar film film koboi, gersang hanya satu motor terparkir di depannya, seperti dagangan memang sudah tutup lama.

Sampai anggota yang kasih perintah, "NGAH OH NGAH, BUKA NGAH", pemilik di dalam, ga perlu nanya siapa yang ngetok, suara anggota Mafia udah jadi passwordnya

"AOK AOK" pemiliknya, aku memanggilnya Aki Uli, baku-nya Kakek Uli, terdengar suara sendal terseret menuju ke pintu

Dibukakan pintu kayu lipatnya, kalau pergi ke pasar kampung orang, rata rata pintu rukonya masih bertahan model kayu yang dilipat lipat seperti di Jepang 90an

"YOO ADE ABANG RINDU NGOPI TEMPAT AKI ULI" Bahasa Sekura, Bahasa Sambas di sana

"BILE DATANGNYE?" AKi Uli nanya

"Kemarin malam, rindu ngopi tempat aki uli" aku bilang

"BIASE K? KOPI HITAM NDA'AN BEGULE" Aki Uli sudah ingat selera kopi ku

"IYEE AKI ULI"

Pintu-nya hanya terbuka seperempat, sebenarnya masih bisa buka penuh, tapi orang orang sekitar tahu ini warung kopi selalu buka, hanya para anggota Mafia yang ngopi di situ, siang malam.

Para anggota Mafia-nya, dari kalangan pedagang, pengusaha kecil kecil-an, 5 sampai 7 anggota aku hitung selama ngopi di situ, aku hanya tamu spesial kunjungan, hitung kursi di dalam belum tentu mencukupi keuntungan bulanan menurut ku, satu gelas 5000 ribu untuk pesanan ku.

Pembeli dari luar, rata rata pada minta bungkus kan minumnya, kata aki uli, teh susu-nya paling populer untuk kalangan muda. Teh-nya menggunakan merek teh sejak dari zaman Belanda kata-nya. Tapi aku coba, memang aroma-nya beda.

Sambil nunggu kopi, datang anggota lainnya, kali ini Paksu kedua datang

"YOO DAH DULUAN NGOPI KAWAN" Paksu bercanda

Masih cara orang doeloe bikin kopi, Aki uli dengan pelan sambil manaskan air mengaduk bubuk kopi-nya, bau kopi-nya khas menyaingi asap rokok di dalam.

Aku sambil duduk menghadap lawanan dengan dapurnya Aki Uli, paksu yang menbawakan kopi-nya ke meja ku setelah jadi.

Mulai obrolan antara kami, rata rata apa yang terkini di kampung, cari tontonan bagus untuk ngopi malam, bisnis, kerabat keluarga.

Duduk di tengah siang bolong, hanya asap rokok dan bau kopi mengendap di situ.

"YOO ADE KAWAN DARI SINGKAWANG NAWARKAN MEREK BAGUS, NGASIH HARGA 3 JUTA, AKU AMBIL LANGSONG, TAPI BATERAI NAK DIGANTI" Paksu satu buka bicara

"DAH DI RUMAH K?" Paksu kedua bertanya

Sedangkan aku hanya menikmati kopi, mendengar diskusi mereka.

"UDAH, LAGI NUNGGU PESANAN BATERAI NYA TOK"

"BANG, KINI ORANG SITOK DAH BANYAK MAKAI SEPEDA LISTRIK. NYAMAN LALU GANTI BATERAI-NYA"

"DAH KITE BUKA BENGKEL SEPEDA LISTRIK DAH" Paksu satu punya ide, sambil ambil remote, hidupin TV, tangan satu-nya setup wifi di hape

"ITOK BANG TV BOX NYA UDAH PAKSU PASANG ANDROID TV TERBARU, SUNTIKKAN VPN, NONTON BADMINTON NYAMAN LALU" Paksu satu, suka ngotak atik komputer

Kopi ku sudah setengah, di gelas cangkir kecil, mengikuti diskusi mereka

"NAMBAH BANG KOPI.."

Aku habisin sisa-nya, ku serahkan cangkir kecil-nya "UDAH BEH PAKAI GELAS BARU" Aki Uli ngaduk kembali kopi-nya

Datang lainnya, kali ini aku ga tahu, hawa hawa-nya anggota juga ni

"YOO KAWAN MANCING BARU DATANG, NDA'AN NAMPAK BERAPE HARI DIE" Paksu satu sambil setup tv

Aki Uli langsung siapkan kopinya tanpa arahan pesanan "NDA'AN KE ANGIN KUAT NAK NGAIL"

Sedikit calem, tapi dia senang bicara hasil pancingannya "SEGITOK TANGKAPAN KAMEK YOO, NDA'AN LALU PERNAH GITOK"

Paksu satu menawarkan cemilan orang sekura "BANG ADE JUAL UBI DI BELAKANG, TUNGGU LOK PAKSU BELIK"

Ubinya dipotong seperti salad semangka, dengan saus kental khasnya, paling cocok untuk teman hari hari hujan sambil ngopi.

"YOO ADE BADMINTON TANDING HARI INI ITOK" Paksu satu semangat, warung kopi ini dipenuhi dengan piala piala Badminton dan foto foto masa muda Aki Uli yang hobi bulutangkis, jadi dekorasi memenuhi dinding warung kopi ini, serasi dengan umur dapurnya, kayu kayu belian antik yang masih kokoh.

Ini baru ngopi ronde siang, belum ngopi ronde malam

Ronde malam, siap siap ngopinya sama kerumunan nyamuk, Aki Uli selalu siap obat nyamuk di bawah

jam jam setelah Isya, kami meluncur, kali ini perginya ama paksu kedua

"OH NGAH " ngetuk ngetuk pintu, pas malam sentimen setelah hujan gerimis, sisa sisa hujan masih turun

Suara sendal terdengar terseret menuju pintu

Pasar di kampung terasa sepi, pedagang sudah menutup bisnis mereka, kami sendiri terbuka dengan satu lipatan pintu nongol ke depan, dengan cahaya dari toko

Datang seorang ibu bermotor dengan anaknya, membawa kue dengan dua loyang beserta tempatnya. Kue gula merah, orang sana menyebutnya Kue Kuk atau Coke

"ORANG NITIP KUE KE SINI JUGA K?" aku tanya

"NDA'AN UNTUK BESOK.. UNTUK BESOK PAGI TEMPAT SIATONG BUKA"

Paksu kedua menjelaskannya lah, awal mula warung kopi ini, "ITOK BANG CABANGNYE SI ATONG"

Ternyata warung kopi Mafia yang tertutup ini, warung kopi bayangan dari warung kopi pemilik asilnya, Si Atung, warung kopi ini menyimpan stock bahan, dari kopi, rokok hingga cemilan kue

Atung ini adalah seorang pengusaha warung kopi terkenal di Sekura, karena jualan gak pakai baju, tak bersendal hanya bercelana pendek. Warung kopi ini juga tempat favorit almarhum kakek-ku.

"JADI SI ATUNG AMBIL BARANG DI SINI?" aku tanya

"AOK.. NDA'AN PERNAH DIE BELANJE SORANG" Kata aki uli

"MALAR KAMEK-NYE YANG BELANJA KE SAMBAS, NGAMBIL BARANG ROKOK, TEH SUSU-NYE SAME YE DENGAN SI ATUNG" Aki Uli membahas operasionalnya si Atung

"SI ATUNG NDA'AN SEMBARANGAN DIE NGAMBIL BIJI KOPI, DIE SUKE YG BIJIK KACIK KACIK, DIE NDA'AN MAU JUAL BUBUK KOPINYE KE ORANG LAIN"

"MODEL MODEL SI ATUNG GIYE DIE PUNYE STANDAR" Aki Uli cerita

Jadi Aki Uli sebenarnya sudah lama sebagai partner kerja-nya si Atung.

Memang rezeki-nya Aki Uli bisa jalananin warung kopi sendiri berkat si Atung, berbeda dengan warung kopi mafia, Si Atung buka setiap hari dari Jam Subuh sekitar jam 3 hingga menjelang jam Zuhur.

Warung kopi Mafia buka jika aku melihat dari jauh pintu sebagian nya nongol ke depan, tanda-nya ada anggota langganan lagi ngopi.

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh

Published