Tulisan ini hanya fiksi, karakter dan cerita mungkin terinspirasi dari kisah nyata, tidak bermaksud menyinggung siapapun, termasuk kamu.
Ohh, seorang pelaut ini,
Tinggi dan saudagar,
Tak bisa lepas dari pandangan wanita tersebut,
Dari toko grosir satu satunya di pelabuhan
Pelaut ini hanya bisa malu
Namun bersama teman temannya
Dia seorang pemimpin
Teman temannya tahu dia menyukai wanita tersebut
Tak pernah lepas untuk mampir
Ke toko tempat wanita tersebut menjaga
Namanya Maryam
Ingin dua kaleng lemon soda
Dan satu permen lollipop
Dan satu ice cream karamel
Saat ingin membayar
Sang pelaut hanya bisa tersenyum dan terdiam
Wanita tersipuh malu melihatnya
Sang pemilik toko suka mengejek sang pelaut
"Tak pernah lepas rasa rindu awak tu dengan nya" Tua tua pandai bercakap melayu
Dan kecewa pergi meninggalkannya
Berharap yang lebih istimewa di esok hari
Esoknya, sang pelaut tiba tiba kecewa
Saat lepas pulang berlaut membawa bahan impor
Salmon, tuna, sarsaparilla dan rokok
Tak pernah dia merasa sedih seperti ini
Teman temannya mengacau dia
Karena wanita tersebut sudah pergi
Dan sang pelaut hanya bisa mengirim surat
Untuknya
Isinya
“Tunggu aku”
Sudah satu bulan tidak ada jawaban
Sang pelaut merasa kesepian
tidak ada lawan senyumnya
Pak tua pemilik toko grosir mengatakan
"Jika kamu mencintainya, pergi ke alamat ini"
Dia lagi mengejar cita citanya
menjadi guru
Sang pelaut berkata
"Tidak, biarkan dia mengejar mimpinya"
Sang pelaut hanya bisa termenung
Teman temannya tidak pernah melihat dia seperti ini
Minum lemon soda favoritnya
Menyaksikan matahari terbenam di ujung laut sana
Sang pelaut kembali menulis surat untuknya
Kali ini alamat yang diberikan dari Pak tua grosir tersebut
"Aku mendengar kau ingin jadi guru, tak nak khawatir abang dengan awak, mengejar dream nya, saya terus terang rindu dengan kehadiran awak, semoga awak kembali dengan berita bahagia"
Dua hari kemudian, anak sekolahan membawa surat berteriak dari jauh mengendarai sepeda
"Abang ada surat nah bang, dari kak Maryam"
Pas sang pelaut pulang dari berlaut
Berlari semangat mengambil surat tersebut
Teman temannya berkata "Bolehlah dibaca sama sama itu surat"
Sang pelaut tersenyum dan kembali ke toko grosir biasa
Membeli dua kaleng lemon soda
Kali ini tambah satu kaleng sardine
"Benarlah awak makan sardene kalengan, awak kan pelaut" kata pak tua
"Bukan urusan awaklah, pengen nonton bola ni, sambil makan sardine"
Pak tua melihat selembar surat yang digenggam si pelaut
"Dapat kabar dari Maryam ni yee" Pak tua kembali mengejeknya
Sang pelaut tersenyum saja
Malam sunyi mendengar suara laut
sang pelaut akhirnya membuka surat tersebut
"Terima kasih atas perhatian awak kepada saya, saya benar benar terharu dengan surat awak,
Saya tahu awak menyukai hati Maryam, tapi Maryam belum siap menjadi bagian hati awak,
Awak tahu kan umur kita terlalu jauh, Maryam masih mengejar cita cita awak, saya tak mahu
mengecewakan awak nanti di kemudian hari"
Sang pelaut menangis membaca surat tersebut
Sampai ibunya mendengar suara tangisannya di atas
"APA HAL DI ATAS TU?"
"TAK SAYE BICARA SAME KAWAN" pelaut berbohong same emak
"EMAK TAHU KAU DAPAT SURAT DARI MARYAM" emak berteriak, mungkin kedengaran sama orang jauh
"EMAK TAU DARI MANA?" pelaut kaget
"NAK NAK, TAK TAU EMAK DAPAT NEWS TERKINI LAH"
"JANGAN LUPA SHOLAT ISYA JEE, TAK PERGI KE MASJID KAU HARI INI"
"BEKAS KAU MASAK SARDEN TU, BERSIHKAN"
Pelaut melanjutkan membaca surat tersebut
"Maryam baik baik saja sini bersama teman teman, Maryam mohon maaf sebelumnya kalau kita tak pernah bercakap satu
sama lain, saya malu dengan abang, Maryam tak bisa bercakap apa apa depan abang, hanya disuruh jualkan roti punya istri pak tua
ke abang, Maryam hanya bisa serahkan uang kembalian ke abang. Maryam pun tak tahu apa pikiran abang. Senang bisa bercakap
lewat surat ini, aku menunggu balasan abang.
Assalamualaikum,
Maryam
"
Sang pelaut akhirnya mengerti hati Maryam
Keesokan harinya dan selanjutnya, sang pelaut tak berlayar
Cuaca tak menentu, angin kuat
Kapal kapal pada gak terbang untuk melintas
Termasuk pelaut kita lebih terkenang dengan pikiran Maryam
Membuatnya tak menentu
Pak tua penasaran tak pernah lagi si pelaut berkunjung ke grosir
"DAH LAMA GAK BERKUNJUNG NI, APA HAL NI?"
"Tak berlayar laut lagi gak mood" si pelaut berkata
"AKU TAU KAU MIKIRKAN SI MARYAM, SE KAMPONG TAU KAU LAGI RINDU DIA" Pak tua cerita
"TAMPANG AKU KELIHATAN KAH LAGI GALAU NI" sang pelaut tak pernah merasa seperti ini sebelumnya
"TAMPANG AWAK LAGI JATUH CINTA" Pak tua kasih tanda
Sang pelaut hanya bisa duduk dan diam memandangi laut
Kapal kapal pada menganggur
menghempaskan dirinya dengan tiga kaleng lemon soda
Matahari terasa terik, namun awan nampak mulai mendung
Kampung sepi, memang sudah sehari hari
Tapi hati si pelaut tak pernah berasa seperti ini
bersambung
🙏🙏🙏
Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh
Published
