Saatnya Berjalan Sendiri Bersama

Sudah Setengah bulan sejak meninggalnya sosok Ayah, berita tak terduga di pagi hari menit menit sebelum meninggal saat aku terlena menyiapkan rutinitas pekerjaan dan setelahnya itu di mana momen yang akan selalu terkenang kami sekeluarga bahwa kami kehilangan.

Tentu saja, aku kesepian sampai sekarang. Mulai sekarang aku harus ambil keputusan sendiri sebagai pengganti kepala rumah tangga hingga menjadi pundak mencari nafkah, terutama soal berbisnis.

3 Tahun lebih bersama ayahku menjalani bisnis bersama sama, ayahku yang punya konsep dan aku yang mengeksekusi-nya, kini berjuang sendiri menjalani usaha, aku juga tidak bisa sembarangan langsung percaya sama orang, akan tetapi kita harus tetap positif dan optimis, kini negoisasi sendiri, menyusun kontrak sendiri, menentukan komisi sama klien, perjalanan dinas sendiri hingga mengambil inisiatif, resiko dan keputusan sendiri.

Ga lupa, aku selalu bercerita dengan seorang ibu yang selalu mendukung, apapun itu, walaupun ibu ku ga ngerti, aku tetap curhat, siapa lagi kalau bukan, seorang ibu yang selalu berdoa dan mendukung, sejak almarhum ayah meninggalkan kita semua, aku sudah janji tidak akan menyakiti hati seorang mama.

Dan juga para adik adik ku yang juga saling dukung untuk semangat terus, saling membantu dan berjuang bersama, ga akan pernah saling putus persaudaraan, lagi susah ataupun di atas.

Ini bukan perjalanan yang direncanakan, Allah sudah mengatur dan ini tanda sayang dari Allah, semua pasti ada hikmahnya, kini aku menggantikan posisi Ayahku, terima kasih Ayah, semua ilmu dan pengalaman yang telah ayah share akan ku gunakan sebaik baiknya, akan ku pertahankan legacy demi nama baik ayah.

Terima Kasih Ayah. Semoga Allah memberikan tempat terbaik untuk ayah.

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh

Published