Tanpa Micin, Tanpa Garam dan Tulisan Pendek

Minggu, 3 Oktober 2021

Seharusnya menggunakan garam dan micim, ini menyalahi aturan para pengembang Martabak Telor seluruh dunia,

Aku pecinta martabak dan setiap aku pesan kalau butuh snack malam, ya kadang kelaparan sendiri juga, kalau terlalu nyaman di depan Komputer.

Mereka punya macam - macam ekspresi, terkejut, ada yang merasa never mind

Kalau tukang bikin-nya sedikit senior, jualan 10 tahun lebih, mereka udah biasa dengar-nya

Yang muda, mudah melihatkan ekspresi-nya.

Dari resep Martabak Telor sendiri, daging cincang-nya sendiri sudah ditumis dengan bumbu, tiga atau empat telur sesuai ukuran-nya juga memberikan kontribusi 10% asin-nya. Itu sudah pas menurut-ku.

Saat micin dan garam bercampur, mereka menghapus keunikan asin dari telur dan daging-tumis-nya. Memang enak di lidah di awal, tapi aku peduli ending-nya di perut, saraf dan hati ku ga mau terganggu dengan kandungan toxic.

Kalau orang yang terbiasa makan ga pake micin, bisa bedakan ada asin yang sedikit double dan asin yang mengalir sendiri.

Aku termasuk foodie dan ga peduli soal diet. Karena aku punya hobi Running baru baru ini, bisa pengaruh dengan performa pace-nya.

Martabak telor termasuk favorit makanan-ku, apalagi kalau makan ramai, kadang berharap dapat kulit adonan tepung-nya aja yang biasa lepas dari setiap potongan sudah enak, itu yang kadang direbutin.


Kakak Adik Autisme #

Senin, 4 Oktober 2021

Aku punya teman kakak adik dan punya gangguan autisme dan lebih tua setahun dariku.

Sang kakak, orang-nya kurus, agak tenang orang-nya, tapi kalau ada yang menggangu-nya, dia bisa agresif dan menyakiti orang lain, jenius, jika aku ketemu-nya, dia selalu punya berita atau informasi untuk aku, selalu exciting bercerita ke aku "kamu harus tahu... udah dengar cerita ... " Kalau sama dia, di tempat ramai suara dia keras sendiri dan berusaha menyebut satu demi satu kata seperti orang belajar baca, kadang aku merasa malu juga dengan-nya.

Si adik, gemuk, energik, suka makan durian, suka bicara sendiri, berasa khayalan tingkat tinggi, setiap ketemu aku dia selalu melihat ada yang kurang dari aku "koq rambut-nya udah panjang.. belum potong.., , mana boleh sholat pake celana Jeans" Jika dia melihat seseorang yang merasa salah bagi dia, dia ga nahan untuk kritik orang.

Aku kenal mereka lewat teman pengusaha, dalam acara puasa bersama.

Hanya bisa diam dan senyum sendiri dan ikuti alur interaksi-nya, setiap ketemu.

Orang tua mereka sudah pisah, bertiga sama ibu-nya sekarang. Ada kakak mereka paling tua perempuan, Alhamdulillah sukses jadi perawat merantau. Ibu-nya wanita karir.

Mereka tidak punya teman, masa sekolah-nya di rumah, rumah hanya kandang eksplorasi mereka, pernah sempat dibobol, mereka menggagalkan, katanya punya kerjaan "Biasa-nya aku disuruh belajar ngetik untuk tugas ibu", pergi keluar hanya untuk Sholat ke Masjid, hebatnya mereka pandai menyetir.

Gak ada istilah orang Autisme complain soal hidup dan bersedih hati, sholeh lagi, itu yang hebat dari mereka, mau berjodoh aja jauh sekali dari harapan, apalagi soal masa depan.

Kebanyakan orang merasa aneh dengan mereka dan merasa ga nyaman, aku kadang egois juga berusaha menghindari dari mereka, justru mereka menyapa dulu.

Seharusnya aku lebih perhatian...

Mereka tidak minta apa apa di dunia ini.

Mereka hanya khawatir sama ibu-nya.


Kenapa Milennial Suka Makan di Luar #

Kamis, 7 Oktober 2021

Pertama mungkin karena kamu punya karir, istirahat makan siang kamu hanya satu setengah jam, tidak sempat pulang ke rumah, tidak ada waktu mengisi waktu luang di Dapur, teman - teman ngajak makan di rumah makan Padang, setiap hari jadinya makan di luar, paket nasi satu piring 20 Ribu dan teh hangat plus dengan charge pajak-nya.

Kalau dalam lima hari kerja rata2 pengeluaran makan siang kamu, 25 ribu tambah pajak 2500, total pengeluaran Rp 125,000 per lima hari, kalau dalam sebulan ada dua lima hari, berarti Rp 625,000 dalam sebulan, dari masukkan bulanan kamu.

Tiap hari ga mungkin juga nasi padang terus, kadang tiap hari Milennial punya konsep berbeda makan siang, ala Jepang, ala Korea, ala timur tengah, tempat makan baru, belum lagi dengan Snack Sore-nya dan kopi kini seharga kisaran 20ribu, nambah teman minum hangout kamu.

Belum dengan jadwal weekend, ketemu teman ngumpul di Mall atau tempat favorit, nge-trend. Aku berharap mingguan kamu tidak habis lebih dari Rp 300,000.

Milennial sekarang kata orang tua, udah pada malas meluangkan waktu di dapur, bandingkan aja Milennial yang terbiasa belanja di pasar mingguan, sarapan sederhana, masak untuk bekal dan persiapan makan malam. Ya aku udah jarang banget, pekerja bawa bekal, kecuali kamu penikmat berat ala orang Jepang.

Termasuk aku milennial, juga pemalas, apalagi mager, tinggal pesan di aplikasi, itu double kill jika dikombinasikan dengan makan malam.

Aku pikir pikir, aku bisa makan di luar di mana saja, tapi kalau terus menerus hanya mengikuti nafsu, aku merasa salah juga, lama lama kebiasaan ini bisa berdampak juga dengan gaya hidup ku, kita ga lagi eksperimen di dapur, pria atau wanita sepatut-nya sama.

Zaman ku kecil, kalau makan di luar itu rasanya langka banget, jadi kalau diajak ke restoran atau rumah makan padang yang ramai, senang liatnya, dikabulkan bisa makan enak di luar.

Bisnis kuliner, foodies memang lagi trend-nya, dengan vibe tempat bagus, demi konten sosial media kamu, tapi dompet ga boleh terbawa arus juga.

Ku akui industri food lagi maju, sejak pandemi nii, justru orang berbondong buka usaha, rajin bayar pajak, ekonomi jalan.

Soal makanan enak, tunggu satu hari lagi ya!

Coba untuk kreatif lagi kebutuhan jasmani hari kerja, terutama makan siang, simpan aja uangnya, buat weekend makan di restoran Jepang mewah dengan orang tua atau pacar kamu.


SQL dan NonSQL #

Jumat, 8 Oktober 2021

Setiap aku memulai proyek servis data, API, ini salah satu dilemma setiap aku menentukan apa tool database yang harus pakai, SQL atau NonSQL?

Kebanyakan standar IT memilih SQL, PostgreSQL paling rekomendasi, karena berevolusi terus, kita bisa banyak gunakan beberapa fungsi relasi kaya fitur.

Tapi aku sediki trauma dengan servis SQL jika deploy lewat Cloud

Pengalamanku di AWS, mungkin karena aku sedikit malas, aku aktifkan layanan AWS RDS PostgreSQL ,karena aku aktivkan servis data deployed lewat AWS ECS, servis Docker. Jadi integrasi nya sedikit nyaman, seharusnya untuk cutting budget-nya aku bisa tambah tool SQL di Docker Compose, tapi aku terjebak dengan ekosistem AWS.

Dalam tiga bulan, aku mesti bayar tujuh juta rupiah

NonSQL seperti Cassandra, MongoDB, Amazon DynamoDB, Firebase Firestore, yang aku suka dari servis cloud-nya, mereka charge per 1000 requests call, dibanding dengan SQL charge per jam.

Aku melihat NonSQL sedikit diremehkan di industri ini, karena NonSQL lebih prefer ke data mentah yang butuh thousand request dalam per detik, seperti IoT. NonSQL juga punya batas untuk relations hubungan satu objek data dengan lainnya, jadi masing - masing tool NonSQL punya kelebihan dan kekurangan.

Sedikit motivasi juga, Discord menggunakan NonSQL Cassandra untuk menyimpan triliunan pesan pengguna, kurang tahu juga apa berlaku di manajemen user dan channel.

Tapi secara pribadi aku lebih memilih NonSQL, keterbatasannya make u wanna a trick here, hal sederhana seperti skema dari KABUPATEN -> PENGGUNA -> KONTEN PENGGUNA, tiga objek terpisah dalam koleksi terpisah, NonSQL menantang kamu bagaimana menghubungkannya.

Selain itu, NonSQL punya cost yang murah, tergantung traffic in out pemakaian.

Masing - masing proyek atau microservice punya masing - masing kebutuhan. Jadi aku mesti bersiap untuk kedua belah pihak.


My Heads on Contents #

Minggu, 10 Oktober 2021

I'm just a consumer, consumer of contents, contents that never affected me, never changed me, never faced me, but it addicts mee

I should write this in my bloc, not this place, writing made me junkie, lost on words of dream

If you read this whoever on my contact, it's not myself, I'm so caughtt

I'm nothing, but consumer

I'm surprised you just read it.

🙏🙏🙏

Thanks for reads, hope you enjoyed it, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! Sawernya juga boleh

Published